Kamis, 07 April 2011

PERANAN PENGEMASAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PERUSAHAAN GALENDO “ DOYANKU” CIAMIS

1. Latar Belakang Penelitian
Untuk dapat menghadapi situasi persaingan, pihak manajemen perusahaan perlu melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengemasan produk yang penting diperhatikan dan dipertahankan kedudukannya di dalam pasar . Tetapi pengemasan produk saja tidak akan cukup apabila tidak didukung oleh program pemasaran seperti kegiatan promosi, penetapan harga, dan distribusi sehingga akan terdapat suatu keterpaduan dalam suatu perusahaan.
Hal tersebut sangat penting sekali untuk kelancaran penjualan, selain itu juga keterpaduan mempunyai tujuan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi selera konsumen, sehingga dapat memperoleh kepuasan .
Untuk dapat tercapainya tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu cara agar kemasan produk dan produk yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan selera konsumen, dengan cara melakukan pengembangan produk dalam bentuk penciptaan produk baru, meningkatkan kualitas produk maupun peningkatan kualitas kemasan yang disesuaikan dengan selera, dan keinginan konsumen.
Dengan melakukan pengemasan produk yang baik dan disukai oleh konsumen yaitu kemasan yang dapat melindungi produk dari sinar matahari, benda tajam bahkan kemasan yang memenuhi sasaran keamanan dan kemanfaatan. Selain itu kemasan mempunyai daya tarik, sehingga dapat dijadikan alat promosi yang diharapkan dan dapat digunakan sebagai alat untuk menghadapi para pesaing, juga dapat mendongkrak volume penjualan, sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Keputusan mengenai pengemasan kebanyakan didasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan biaya dan produksi. Akan tetapi pada masa sekarang ini, ada berbagai macam faktor yang telah memungkinkan meningkatkan kemakmuran konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk kenyamanan, penampilan, keandalan dan gengsi dari kemasan yang menarik, semakin banyaknya produk yang dijual secara swalayan di pasar serba toko-toko dan kesediaan pengecer untuk menjual produk dengan kemasan yang praktis saja.
Kabupaten Ciamis banyak ditanami pohon kelapa yang tumbuh subur di berbagai daerah, karena banyaknya pohon kelapa yang tumbuh masyarakat kota ciamis mengolah buah kelapa menjadi minyak kelapa, minuman sari kelapa dan Galendo yang menjadikan makanan khas kota Ciamis.
Salah satu perusahaan yang memproduksi makanan khas di Ciamis ini adalah perusahaan Galendo “Doyanku”, perusahaan tersebut memproduksi galendo dengan berbagai kemasan, ukuran dan rasa yang bervariasi, inovatif dan kreartif. Untuk kemasan dan ukuran perusahaan menyediakan dalam ukuran I Kg, Galendo kemasan dengan anyaman bambu, Galendo padat dengan berat 200gr, dan Galendo toples/bulat.
Selain kemasan yang bervariasi perusahaan Galendo “Doyanku” menyentuh aspek rasa Galendo agar lebih bervariasi . Beberapa rasa Galendo seperti rasa wijen, rasa susu, rasa pisang dan rasa kacang yang tentunya mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, sehingga mampu meningkatkan volume penjualan.
Di tengah situasi persaingan yang semakin tajam , dengan perusahaan Perusahaan sejenis, perusahaan galendo dapat bertahan dengan memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas produk, jenis dan kemasan yang disediakan sangat mempengaruhi terhadap keputusan konsumen dalam memilih produk yang dianggap bisa memuaskan mereka, serta dalam rangka meningkatkan volume penjualannya berusaha merancang dan melaksanakan kegiatan pengemasan yang dianggap paling baik.
Usaha pengemasan produk suatu perusahaan perlu dilakukan dengan mengacu kepada kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah mengikuti kemajuan zaman, maka hal tersebut dapat menjadi suatu strategis yang efektif bagi perusahaan dalam menawarkan produknya sehingga cocok dengan selera konsumen.
Berdasarkan uraian di atas serta berdasarkan pertimbangan bahwa penulis sebagai salah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Mata Kuliah Manajemen Pemasaran merupakan salah satu mata kuliah pokok, maka dengan demikian penulis melakukan penelitian mengenai pengemasan yang dilaksanakan oleh perusahaan galendo dalam kaitannya dengan peningkatan volume penjualan yang dituangkan dalam bentuk usulan penelitian dengan judul. “Peranan Pengemasan dalam Meningkatkan Volume Penjualan pada Perusahaan Galendo Doyanku Ciamis”.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pelaksanaan kegiatan pengemasan yang dilakukan oleh perusahaan galendo Doyanku di Kabupaten Ciamis ?
3. Bagaimana volume penjualan yang diperoleh perusahaan Galendo “Doyanku” Ciamis.?
4. Bagaimana peranan kegiatan pengemasan terhadap peningkatan volume penjualan di perusahaan Galendo “ Doyanku” di Kabupaten Ciamis ?

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Pelaksanaan kegiatan pengemasan pada perusahaan Galendo Doyanku di Kabupaten Ciamis.
2. Tingkat volume penjualan yang diperoleh perusahaan Galendo Doyanku di Kabupaten Ciamis.
3. Peranan pengemasan terhadap peningkatan volume penjualan pada perusahaan Galendo Doyanku di Kabupaten Ciamis

4. Kegunaan Penelitian
4.1 Kegunaan Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis, umumnya berbagai pihak yang ingin lebih jauh memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dibidang ekonomi manajemen khusunya peranan pengemasan dalam meningkatkan volume penjualan.

4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai peranan pengemasan dalam meningkatkan volume penjualan di Perusahaan Galendo Doyanku Ciamis. Selain itu, dapat memberikan pengetahuan baru dalam bidang manajemen pemasaran, sehingga dapat dibandingkan antara teori yang didapat dengan kondisi yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan, saran dan informasi yang bermanfaat bagi peningkatan perusahaan selanjutnya.
3. Bagi Pihak Lain
Dapat berguna sebagai bahan referensi serta tambahan informasi bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian kembali mengenai peranan pengemasan dalam meningkatkan volume penjualan di Perusahaan Galendo Doyanku Ciamis.

5. Kerangka Pemikiran
Dalam menghadapi situasi perdagangan yang semakin komplek dan semakin tajamnya persaingan, para produsen dituntut untuk melakukan usaha-usaha agar produk yang dihasilkan lebih inovatif dan kreatif sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima dan memuaskan konsumen. Begitu pula dengan keberlangsungan perusahaan dapat terjaga dan mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Sikap perusahaan menginginkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu dapat meningkatkan volume penjualan yang dihasilkan sehingga laba perusahaan dapat terus meningkat. Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan tersebut, setiap perusahaan harus dapat meningkatkan sistem pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola dan mengatur perusahaanya, karena pada kondisi pasar saat ini persaingan antara perusahaan sangat tajam dan selera konsumen yang selalu berubah-ubah yang selalu mengharapkan kepuasan atas barang maupun jasa yang dibelinya.
Dengan demikian peranan pemasaran sebagai ujung tombak perusahaan sangat menentukan dan kegiatan pemasaran harus benar-benar ditunjukan kepada pasar sasaran yang tepat, sehingga kebutuhan dan keingingan pasar terpenuhi dan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan yang saling berhubungan, yang ditunjuk untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan barang dan jasa kepada konsumen. Dalam hal produk, baik yang berupa barang maupun yang berupa jasa merupakan suatu alat pemuas kebutuhan dan keinginan manusia melalui transaksi yang dilakukan.
Bila dilihat dari unsur suatu produk, maka akan terdapat faktor yang harus dipertimbangkan salah satunya adalah faktor kemasan yang didalamnya menyangkut pelaksanaan pengemasan. Pengemasan merupakan salah satu kebijakan perusahaan dalam mengelola produknya agar dapat bertahan di pasaran dan menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Dalam merencanakan kemasan harus diperhatikan unsur-unsur kemasan seperti bahan kemasan yang akan digunakan, warna serta desain yang dibuat semenarik mungkin, dan fungsi yang paling utama adalah kemasan harus dapat melindungi produk. Dengan demikian kemasan yang menarik mampu meningkatkan volume penjualan suatu perusahaan. Untuk lebih memperjelas mengenai kemasan penulis mengemukakan pendapat menurut Phillip Kotler (1997 : 458) adalah sebagai berikut : “Packaging includes activities of designing and producing the container or wrapper for a product”, yang artinya adalah pengemasan termasuk kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk.
Agar pelaksanaan pengemasan dapat berjalan secara baik, maka diperlukan suatu perencanaan yang matang, disamping itu dalam pelaksanaan pengemasan harus berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai dan agar pelaksanaan pengemasan efektif yaitu memenuhi fungsi teknis dan ekonomis, maka perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : (Bochari Alma, 1998 : 113 - 144)
Menarik
Sebagai tempat
Dapat melindungi
Prestise
Ketetapan Ukuran
Praktis
Pengangkutan
Syarat yang pertama adalah menarik setiap perusahaan hendaknya dapat membuat pembungkus/ kemasan yang menarik, dengan pembungkus yang menarik diharapkan dapat menarik minat beli konsumen menjadi pelanggan tetap, menarik tentunya adalah kombinasi antara kemasan dengan desain yang dibuat secara apik dan kreatif, merk dan label yang digunakan oleh perusahaan.
Syarat yang kedua adalah sebagai tempat . Syarat ini adalah syarat yang telah banyak diketahui sehingga bukan merupakan persoalan lagi. Misalnya menjual minuman maka pembungkus adalah berupa botol, gelas plastik, maupun dari bahan kaleng dan bukan dari bahan kertas yang tidak dapat berfungsi sebagai tempat untuk minuman. Tapi akhir-akhir ini ada juga minuman yang terbuat dari kertas karton yang tentunya tidak tembus air karena kemajuan teknologi.
Syarat yang ketiga adalah melindungi, pembungkus harus dapat melindungi produk baik pada waktu masih di gudang, dalam pengangkutan maupun dalam peredaran untuk sampai ke konsumen sehingga kualitas barang tersebut akan tetap terjamin karena produk tersebut dapat terlindungi.
Syarat keempat adalah prestise. Biasanya pengemasan yang menarik secara otomatis akan dapat menimbulkan harga diri, misalnya saja barang-barang yang dapat dipakai untuk kado contohya saja coklat yang tersedia dalam berbagai kemasan dengan berbagai ukuran dengan kemasan yang dibuat sangat menarik sehingga bagi orang yang membeli barang tersebut akan menaikan haga dirinya. Berbeda halnya dengan toko eceran kecil atau warung-warung kecil yang tidak terlalu memperhatikan kemasan. Misalnya dengan membungkus koran atau majalah bekas , sehingga akan menimbulkan rasa malu bagi konsumen hal ini dapat menghambat kelancaran penjualan yang erat dengan merk dan label yang digunakan.
Syarat kelima adalah Praktis. Praktis disini dalam artian mudah dibawa kemanapun, bisa dibuka dan ditutup kembali, ringan, bisa disimpan dimana saja dan sebagainya.
Syarat keenam ketetapan ukuran. Ukuran pembungkus harus diperhatikan sebab hal ini erat hubunganya dengan harga. Di Negara yang sudah maju ukuran yang lebih besar akan lebih ekonomis, tapi bagi negara yang baru berkembang pada umumnya tenaga belinya lebih rendah, sehingga memang perlu dipehatikan pembungkus dengan ukuran yang terjangkau oleh daya beli sebagian besar penduduk yaitu ukuran mini.
Adapun tingkatan bahan kemasan/ wadah menurut Ating Tejasutisna (1994 : 110 )
Kemasan Dasar ( Primary Package )
Yaitu pembungkus langsung dari satu produk , contohya : botol sebagai shave lotion sebagai kemasan dasar
Kemasan Tambahan ( Secondary Package ) Yaitu bahan yang melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk akan digunakan, contoh : kotak karton yang membungkus after shave lotion merupakan kemasan tambahan yang melindungi botol atau sebagai alat promosi
Kemasan Pengirimaan ( Shiping Package )Yaitu setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan, pengakutan diidentifikasi, cotohnya : kotak yang menjadi tempat-tempat 6 (enam) lusin lotion.
Kemasan memiliki peranan yang sangat besar terhadap produk yaitu sebagai suatu alat pemasaran .Adapun Peranan kemasan menurut Ating Tejasutisna (1994 : 112) sebagai berikut :
1. Swajasa ( self service )
Semakin banyak jumlah produk yang dijual dengan cara pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkannya, kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberikan kesan menyeluruh yang menguntungakan
2. Kemakmuran Konsumen ( consumer offluence )
Meningkatnya kekayaan konsumen akan berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Citra Perusahaan dan Merk( company and brand image )
Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenal perusahaan atau mereknya. Contohnya: Pembeli susu bubuk cap bendera dengan cepat mengenali kemasaan dengan lambang bendera.
Peluang Inovasi ( Innovational Opportunity ) Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberikan keuntungan bagi produsen, contohnya: Inovatif kemasan biskuit Kong Guan, sangat menarik dan seolah-olah lebih berkualitas dan bergengsi bagi konsumen untuk membelinya.
Volume Penjualan menurut Albert G. Giordano (1987 :58 ) bahwa: “Volume Penjualan adalah barang jasa yang dibeli dengan berbagai harga pada suatu waktu yang ditetapkan dalam pasar “
Sedangkan menurut Winardi (1998 : 500) “Volume Penjualan adalah barang yang terjual dalam kurun waktu tertentu “
Munurut Mulyadi ( 1999 : 239 ) Pengertian ” volume penjualan adalah jumlah unit produk yang dapat dijual “
Sedangkan menurut J. Rapianto ( 1995 : 6 ) pengertian volume penjualan adalah sebagai berikut :“ Volume penjualan adalah jumlah barang yang dijual dan dikalikan harga persatuan barang tersebut. Salah satu alat ukur untuk mengukur volume penjualan adalah dengan menghitung penerimaan uang yang diterima karyawan bagian pemasaran ( khususnya bagian penjualan )”

6. Metodologi Penelitian
6.1. Metode Penelitian yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, sehingga akan menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

7. Lokasi dan Waktu Penelitian
7.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada Perusahaan Galendo Doyanku Jl. Kapten Harsono Sudiro No. 60 Cilame – Ciamis

7.2 Waktu Penelitian
Lamanya penelitian dan penyusunan usulan penelitian dapat dirinci dalam jadwal sebagai berikut :
Tabel II
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Tahapan Penelitian Februari Maret April Mei Juni
1. Tahapan Persiapan
2. Tahapan Penelitian Kepustakaan
3. Tahapan Penelitian Lapangan
4. Tahapan Pengolahan data dan penyusunan Usulan Penelitian
5. Pengumpulan Tugas

DAFTAR PUSTAKA

Alex S. Nitesemito, 1993, Marketing, Cetakan Kedelapan, Penerbit Bahasa
Indonesia. Jakarta.
Buchari Alma, 1998, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit
CV. Alfabeta, Bandung
Basu Suwastha, Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty.
Basu Suwastha dan Ibnu Sukotjo, 1993. Pengantar Bisnis Modern. Edisi Ketiga.
Penerbit Liberty, Yogjakarta
Djalaludin R. 1995, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, PT. Roda Kerja
Djaslim Saladin, 1995. Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Cetakan Kedua, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung
Kotler. P, 1997, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Prenhalindo
Kotler. P, 2000, Marketing Manajemen, 10ed, New Jersey : Pretice Hall
Kotler P, 2000, Marketing Manajemen, Millenium Edition, Englewood
Cliffs, NJ., Pretice Hall, International Inc.
Komarudin, 1974, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis, Bandung, Angkasa
Malayu S.P. Hasibuan, 1984, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Bandung, PT. Gunung Agung
Stanton WJ., Walker BJ., 1997 Pudamental of Marketing, New York,
Mc. Graw Hill, Inc
Siswanto Sutojo, 1998, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, Jakarta, PT,
Dharma Aksara Perkasa
Stanton, William J., 1991, Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh, Jakarta, Erlangga
Suharsimi Arikunto, 2000, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta

0 komentar:

Posting Komentar