Senin, 14 Februari 2011

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Salah satu Alat Untuk menilai Tingkat Keberhasilan Kinerja Manajemen Keuangan Pada PT. Surabaya Wire-Gresik

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk menunjang keberhasilan
pembangunan di Indonesia, partisipasi dari semua sektor sangat diperlukan termasuk sector
swasta. Pemerintah mempunyai andil besar dalam membantu terwujudnya kondisi ekonomi
yang mantap dan stabil. Sesuai dengan perkembangan perekoonomian yang pesat serta
kemajuan teknologi dan industri pada umumnya. Jika perusahaan dituntut untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya. Jka perusahaan telah menjalankan usahanya secara
efisisen, maka dapat dikaitkan bahwa perencanaan yang dibuat oleh manajer telah berhasil.
Seorang manajer atau analis yang melakukan berbagai analisis keuangan biasanya
mempunyai tujuan spesifik. Selama proses analisis, analis menggunakan laporan keuangan,
analisis khusus, basis data, dan sumber informasi lainnya untuk membuat pertimbangan yang
masuk akal tentang kondisi masa lalu, sekarang dan prospek dari usaha serta efektivitas
manajernya.
Terdapat berbagai teknik analisis, termasuk berbagai rasio keuangan, yang dapat
digunakan melakukan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Akan tetapi perlu disadari bahwa
teknik yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang berbeda. Dalam analisis keuangan sering
kali terdapat hambatan untuk menghitung semua angka, padahal biasanya hanya terdapat
beberapa hubungan yang akan menghasilkan informasi dan pandangan yang betul-betul
dibutuhkan oleh analis.
Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang didapatkan pada data dan kondisi
masa lalu sulit untuk mengekstrapolasikan ekspektasi masa depan. Namun kita harus ingat
bahwa hanya masa depan yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil hari ini
sebagai hasil dari analisis keuangan.
Tidak ada analisis untuk menilai kinerja perusahaan yang dapat member jawaban
mutlak. Setiap pandangan yang diperoleh bersifat relatif, karena kondisi dan operasi
perusahaan sangat bervariasi dari suatu peusahaan ke perusahaan lain, dari satu industry ke
industry lain. Perbandingan dan standar berdasarkan kinerja masa lalu merupakan hal yang
1 | Dian Nurfitriani
sangat sulit dalam perusahaan yang sangat besar, multi usaha konglomerat, dimana informasi
spesifik menurut setiap lini usaha biasanya terbatas.
Ukuran kinerja bekerja dengan baik bila diterapkan pada keseluruhan entitas usaha,
dimana investasi, operasi dan pembiayaan secara kolektif dikendalikan serta dikelola ileh
suatu tim manajemen.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil
judul “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Salah satu Alat Untuk menilai Tingkat
Keberhasilan Kinerja Manajemen Keuangan Pada PT. Surabaya Wire-Gresik”.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun masalah-masalah yang dapat dididentifikasikan sehubungan dengan penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana menggunakan rasio-rasio keuangan?
2. Bagaimana penyajian laporan keuangan yang baik?
3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam analisis laporan keuangan?
1.3Tujuan Dan Kegunaan Makalah
1. Tujuan Makalah
Tujuan diadakannya penulisan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
a) Untuk menyediakan informasi yang menyangkut kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b) Menunjukan apa yang dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
c) Memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan
selama periode tertentu.
d) Memberikan informasi mengenai efek kas dari tiga kategori aktivitas investasi,
aktivitas pendanaan, aktivitas operasi.
2 | Dian Nurfitriani
2. Kegunaan Makalah
Penulis berharap agar hasil penelitian yang disajikan dalam penulisan makalah ini
dapat member manfaat bagi :
a) Investor : penanaman modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan diri investasi yang mereka
lakukan.mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukanapakah
harus membeli, menahan, atau menjual invetsasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
b) Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarikdengan
informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
imbalan pasca keja dan kesempatan.
c) Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
d) Pemasok dan kreditur usaha lainnya : pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik
dengan informasi yang memungkinkan merekauntuk memutuskan apakah jumlah
yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek
daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka
bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e) Pelanggan : para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup peusahaan, terutama kalau mereka lerlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
f) Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan
sebagai dasar menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya.
3 | Dian Nurfitriani
g) Masyarakat : peusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya : perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecendrungan (tren) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.
4 | Dian Nurfitriani
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Di bawah ini terdapat beberapa pengertian laporan keuangan antara lai sebagai berikut:
1. Menurut Drs. S. Munawir
Laporan keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut.
2. Menurut Drs. Djarwanto P.S
Laporan keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Pada kesimpulannya Laporan Keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan sebuah laporan
yang diterbitkan oleh perusahaan bagi pemakai laporan keuangan. Laporan ini memuat
laporan keuangan dasar dan analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat
mengenai prospek-prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Dari keempat
laporan keuangan tersbut dapat diringkas lagi menjadi 2 macam, yaitu laporan neraca dan
laporan laba-rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada
akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca dan atau laporan laba-rugi. Oleh karena itu,
analisis laporan keuangan yang akan dibahas pada bab ini difokuskan pad analisis laporan
neraca yang selanjutnya disebut neraca dan laporan laba-rugi yang selanjutnaya disebut labarugi.
1. Neraca (Balance Sheet)
5 | Dian Nurfitriani
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta),
kewajiban (hutang), dan modal suatu perusahaan tertentu. Neraca biasanya
disusun pada akhir tahun (31 desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi
aktiva, sedangkan kewajiban atau hutang dan modal sendiri disajikan pada sisi
pasiva. Dengan demikian dalam neraca dapat dilihat bahwa:
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Laporan laba-rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan
atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu.
Sebagaimana halnya neraca, laporan laba-rugi biasanya juga disusun setiap akhr
tahun (31 Desember). Dalam laporan ini disususn penghasilan dan biaya yang
terjadi selama satu tahun, yaitu mulai tanggal 1 januari – 31 Desember tahun yang
bersangkutan. Dari laporan laba-rugi ini akan diperoleh laba atau rugi perusahaan.
Apabila penghasilan lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika
penghasilan lebih kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian. Oleh
karena itu, apabila neraca menunjukan posisi keuangan pada saat tertentu, maka
laporan laba-rugi menunjukan laba atau rugi perusahaan selama periode tertentu.
Dengan demikian laporan laba-rugi dapat diformulasikan bahwa:
Dari laporan keuangan neraca dan laba rugi dapat
dihasilkan beberapa laporan yaitu laporan laba ditahan, laporan sumber dan penggunaan
dana, dan laporan aliran kas.
2.2 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Melakukan ridwan dan Inge (2003:128) Analisa laporan keuangan merupakan suatu
informasi yang ditujukan untuk masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik
perusahaan/pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan
yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan.
Analisa dari laporan keuangan ini bersifat relatif karena didasarkan pada pengetahuan dan
menggunakan rasio atau nilai relatif. Analisis Laporan Keuangan merupakan analisis
6 | Dian Nurfitriani
Kekayaan = Hutang+Modal Sendiri
Laba = Penghsilan-Biaya
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi. Juga
merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mngevaluasi posisi
keuangan dari hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan
untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali
namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa
ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio
keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung
berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan keuangan rlabarugi
saja, atau pada neraca dan laba-rugi. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan
rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu. Karena itu pertanyaan pertama
yang perlu dijawab adalah aspek-aspek yang akan dinilai. Pemilihan aspek-aspek yang akan
dinilai perlu dikaitkan dengan tujuan analisis. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur,
aspek yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan oleh calon pemodal.
Kreditur akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
finansial tepat pada waktunya, sedangkan pemodal akan lebih berkepentingan dengan
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan.
2.3 Tujuan Analisis Laporan Kuangan
Menurut Budi Raharjdjo (2001:85) adalah untuk membantu pemakai dalam
memperkirakan masa depan dengan cara membandingkan, mengevalusai, dan menganalisis
kecendrungan.
2.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan (Use of Financial Ratio)
Analisis rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data
keuangan peusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab
beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang meliputi antara
lain : Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kemampuan manajemen mendanai Investasinya,
hasil yang diperoleh pemegang saham dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Kinerja keuangan suatu peusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak
(Stakeholders) seperti investor, kreditur, analisis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah
dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba-rugi dari
7 | Dian Nurfitriani
suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan
yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama
kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.
Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna
antara lain dalam :
· Pengambialan keputusan investasi
· Keputusan pemberian kredit
· Penilaian aliran kas
· Penilaian sumber-sumber ekonomi,
· Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana
· Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana
· Menganalisis penggunaan dana
Selain itu laporan keuangan yang baik juga dapat menyediakan informasi posisi
keuangan dan jkinerja keuangan masa lalu, masa sekarang, dan meramalkan posisi dan
kinerja keuangan di masa yang akan datang.
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio
keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan :
a. Perbandingan internal (internal comparison), yaitu membandingkan rasio pada saat ini
dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama.
b. Perbandingan eksternal (eksternal comparison) dan sumber-sumber rasio industri,
yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau
dengan rata-rata industry pada saat yang sama.
Analisa rasio keuangan juga dibedakan berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis,
yaitu analisis secara individual dan analisi silang. Analisis individual dimaksudkan sebagai
analisis yang dilakukan pada unsure-unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan,
misalkan analisis rasio bagi unsur-unsur yang ada pada neraca saja atau laba-rugi saja.
8 | Dian Nurfitriani
Sedangkan analisis silang merupakan analisis rasio yang melibatkan unsur-unsur yang ada
pada kedua laporan tersebut digabungkan untuk mendapatkan suatu rasio tertentu.
2.5 Jenis-Jenis Rasio (Types Of Ratio)
Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio
profitabilitas (rentabilitas). Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a) Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukan hubungan hubungan
antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancer. Rasio
likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban
jangka pendek.
b) Rasio aktivitas ( activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu yang
mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-asetnya.
c) Rasio leverage fiansial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur
seberapa besar banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).
d) Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rantabilitas, yaitu yang menunjukan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan
modalnya.
2.6 Analisis Common Size
Analisis common size dilakukan dengan cara merubah angka-angka yang ada di dalam
neraca dan laporan laba-rugi menjadi presentase berdasarkan angka tertentu. Untuk angkaangka
yang ada di neraca, commont size (angka dasar)-nya adalah total aktiva. Dalam hal ini
total aktiva dianggap memiliki angka dasar 100%. Sedangkan untuk laporan laba-rugi, maka
penjualan digunakan sebagai angka dasar yang bernilai 100%.
Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca laporan keuangan
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca.
9 | Dian Nurfitriani
10 | Dian Nurfitriani
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jenis-jenis Rasio
Untuk memperjelas pemahaman mengenai analisis rasio, berikut ini memberikan
contoh laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan laba-rugi dari
perusahaan PT. Surabaya Wire-Gresik sekaligus dengan analisis rasio keuangannya.
Perusahaan Surabaya Wire-Gresik
Neraca 31 Desember 1999,2000
(dalam Rp)
Tahun 1999 Tahun 2000
AKTIVA
Kas 1.424.000 1.400.000
Piutang dagang 5.632.000 5.920.000
Persediaan 10.632.000 9.880.000
Biaya yang dibayar di muka 168.000 136.000
Piutang pajak 280.000 232.000
Aktiva lancar 17.928.000 17.568.000
Aktva tetap 12.768.000 12.304.000
Minus : Akumulasi penyusutan (6.856.000) (6.328.000)
Aktiva tetap bersih 5.912.000 5.976.000
Aktiva tetap lainnya 2.160.000 1.640.000
Total Aktiva 26.000.000 25.184.000
HUTANG DAN MODAL SENDIRI
Hutang bank dan hutang wesel 3.584.000 2.848.000
Hutang dagang 1.184.000 1.088.000
Hutang pajak 288.000 1.016.000
Hutang lancer lainnya 1.528.000 1.312.000
Hutang lancar 6.584.000 6.264.000
Hutang jangka panjang 5.048.000 5.016.000
Modal Sendiri :
Saham biasa nominal Rp.8.000 3.368.000 3.368.000
Tambahan modal 2.888.000 2.888.000
Laba yang ditahan 8.112.000 7.648.000
Total modal sendiri 14.368.000 13.904.000
Total Hutang dan Modal Sendiri 26.000.000 25.184.000
11 | Dian Nurfitriani
Adapun laporan laba-rugi peusahaan Surabaya Wire-Gresik tahun 1999 dan 2000
dapat dilihat sebagai berikut :
Perusahaan PT. Surabaya Wire-Gresik
Laporan laba-rugi 31 desember 1999, 2000
(dalam Rp)
Tahun 19999 Tahun 2000
Penjualan bersih 31.936.000 29.768.000
Harga pokok penjualan 21.440.000 20.000.000
Laba kotor 10.496.000 9.768.000
Biaya penjualan, umum dan administrasi 7.296.000 6.728.000
Laba usaha sebelum bunga dan pajak (EBIT*) 3.200.000 3.040.000
Biaya bunga 680.000 560.000
Laba sebelum pajak (EBT*) 2.520.000 2.480.000
Pajak 912.000 896.000
Laba sebelum pajak (EAT*) 1.608.000 1.584.000
Deviden kas 1.144.000 1.040.000
Penungkatan laba yang ditahan 464.000 544.000
*’ EBIT = Earning Before Interest And Tax
EBT = Earning Before Tax
EAT = Earning After Tax
Dari laporan neraca dan laba-rugi Perusahaan PT.Surabaya Wire-Gresik dapat
dilakukan analisis rasionya yang meliputi rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan
rentabilitas.
3.1.1 Liquidity Ratios (Rasio-Rasio Likuiditas)
Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus
memiliki kemampuan untuk melunasi kewajibankewajiban finansial yang segera dilunasi.
Dengan demikian likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar
atau melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan
mempergunakan aktiva lancer yang tersedia. Berikut ini akan disajikan dua macam likuiditas
yang biasa dipergunakan dalam perusahaan beserta contoh perhitungan dengan data
Perusahaan PT. Surabaya Wire-Gresik di atas :
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancer (current asset) dengan
hutang lancer (current liability). Aktiva lancara terdiri dari hutang dagang, hutang wesel,
12 | Dian Nurfitriani
hutang pajak, hutang gaji/upah, dan hutang jangka pendek lainnya. Current ratio yang tinggi
memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat
perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka
pendeknya. Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negative terhadap
kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau
mengalami pengangguran. Dari data keuangan perusahaan PT. Surabaya Wire-Gresik dapat
dihitung current ratio tahun 1999 sebagai berikut :
Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar x 100%
Hutang lancer
= 17.928.000 x 100%
6.584.000
= 2.72 atau 272%
Current Ratio sebesar 2,72 atau 272% artinya kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 1
ditanggung atau dijamin dengan aktiva lancer sejumlah Rp. 2.72 atau 272%.
b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
Alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah
quick ratio (atau disebut juga acid test ratio). Rasio ini merupakan perimbangan antara
jumlah aktiva lancer dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancer. Persediaan tidak
dimasukan dalam perhitungan quick ratio atau rasio cepat, karena persediaan merupakan
komponen atau unsure aktiva lancer yang paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio
memfokuskan komponen atau unsur aktiva lancer yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat
berharga, piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek. Dari data
perusahaan PT. Surabaya Wire-Gresik dapat dihitung quick ratio tahun 1999 sebagai berikut :
Quick Ratio (CR) = Aktiva Lancar- Persediaan x 100%
Hutang lancar
13 | Dian Nurfitriani
= 17.928.000- 10.632.000 x 100%
6.584.000
= 1,11 atau 111%
Quick ratio sebesar 1,11 atau 111% artinya kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 1
dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar sebesar Rp. 1,11 atau 111%.
3.1.2 Activity Ratio
Activity ratio mengukur sejauh mana efektifitas manajemen perusahaan dalam
mengelola asset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi
serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran. Rasio
aktivitas menganalisis hubungan antara laporan laba-rugi, khususnya penjualan, dengan
unsure-unsur yang ada pada neraca, khususnya unsure-unsur aktiva. Rasio aktivitas ini diukur
dengan istilah perputaran unsur-unsur aktiva yang dihubungkan demgan penjualan. Lebih
jelasnya kita ikuti penjelasan berikiut ini :
a.Receivable Turnover (Perputaran Piutang)
Receivable Turnover memberikan wawasan tentang kualitas piutang perusahaan
(piutang dagang) dan kesuksesan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dagang tersebut.
Perputaran piutang tahun 1999 adalah sebagai berikut (seluruh penjualan diasumsikan secara
kredit):
Receivable Turnover = Penjualan Kredit Bersih Setahun
Rata-rata Piutang
= 31.939.000 = 5,89 kali
5.424.000
Adapun perputaran piutang tahun 2000 adalah sebagai berikut :
Receivable Turnover = Penjualan Kredit Bersih Setahun
Rata-rata Piutang
14 | Dian Nurfitriani
= 29.768.000 = 5,25 kali
5.672.000
*’ Rata-rata piutang = Piutang tahun 1999 (awal) + piutang tahun 2000 (akhir)
2
Rata-rata piutang = 5.424.000 + 5.920.000 =Rp. 5.672.000
2
b. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Inventory Turnover dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan (cost of
good sold) dengan rata-rata persediaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas
manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan. Dari data keuangan perusahaan PT.
Surabaya Wire-Gresik dapat dihitung perputaran persediaan sebagai berikut :
Inventory Turnover (tahun1999) = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan
= 21.440.000 =2,02 kali
10.632.000
Inventory Turnover (tahun2000) = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan
= 20.000.000 =1,95 kali
10. 256.000
Rata-rata Piutang = 10.632.000+9.880.000 =Rp. 10.256.000
2
3.1.3 Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas berguna untuk menilai dan menginterpretasikan kemampuan
perusahaan yang rendabel berarti mampu menghasilkan keuntungan yang besar dengan
15 | Dian Nurfitriani
menggunakan modal yang menginvestasikan perusahaan dengan modal sendiri maupun
modal modal pinjaman. Rasio rentabilitas dihitung dari laporan perhitungan laba-rugi.
3.2 Analisis Common Size
Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca menganalisis
laporan keuangan dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca
dan laporan laba-rugi. Berikut ini contoh dari neraca Perusahaan PT. Surabaya Wire-Gresik di
atas :
Keterangan Neraca (Rp.000) Common size
1999 2000 1999 2000
Aktiva
Kas 1.424 1.400 5,47 5,56
Piutang Dagang 5.424 5.920 20,86 23,50
Persediaan 10.632 9.880 40,89 39,23
Biaya yang dibayar di muka 168 136 0,64 0,54
Piutang pajak 280 232 1,07 9,21
Aktiva lancar 17.928 17.568 68,95 69,76
Aktiva tetap 12.768 12.304 49,12 48,85
Akumulasi penyusutan 6.856 6.328 26,37 25,13
Aktiva tetap bersih 5.912 5.976 22,74 23,73
Aktiva tetap lainnya 2.160 1.640 8,30 6,51
Total aktiva 26.000 25.184 100,00 100,00
Hutang dan Modal sendiri
Hutang bank dan hutang wesel 3.584 2.848 13,78 11,31
Hutang dagang 1.184 1.088 4,55 4,32
Hutang pajak 288 1.016 1,11 4,03
Hutang lancar lainnya 1.528 1.312 5,87 5,21
Hutang lancar 6.584 6.264 25,32 24,87
Hutang jangka panjang 5.048 5.016 19,41 19,92
Modal sendiri
Saham biasa 3.368 3.368 12,95 13,37
Tambahan modal 2.888 2.888 11,11 11,47
Laba ditahan 8.112 7.648 31,20 30,37
Total modal sendiri 14.368 13.904 55,26 55,21
Total hutang dan total modal sendiri 26.000 25.184 100,00 100,00
16 | Dian Nurfitriani
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasantentang Analisis
Laporan Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Tingkat Keberhasilan Kinerja
Manajemen Keuangan pada perusahaan PT. Surabaya Wire-Gresik adalah sabagai berikut :
· Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Dan kelengkapan data sangat mempengaruhi laba-rugi
peusahaan.
· Liquidity ratio (ratio likuiditas) dalam current ratio sebesar 2,72,- atau 272%
artinya kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 1 ditanggung atau dijamin dengan
aktiva lancar sejumlah Rp. 2,72,- atau 272%. Tidak ada standar khusus untuk
menentukan beberapa besarnya current ratio yang paling baik. Namun, untuk
prinsip kehati-hatian, maka besarnya current ratio sekitar 200% dianggap baik.
· Liquidity ratio (rasio likuiditas) dalam Quick ratio sebesar 1,11 atau 111% artinya
kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 1 dijamin oleh aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp. 1,11,- atau 111%. Untuk prinsip kehati-hatian perusahaan,
maka besarnya quick ratio ini paling rendah 100%, artinya kewajiban jangka
pendek Rp. 1,- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan Rp.1,-.
· Activity ratio (rasio Aktivitas) dalam receivable turnover pada data tahun 1998
tidak ada, sehingga rata-rata piutang tahun 1999 adalah sebesar piutang tahun
1999 yang tertera pada neraca.
4.2 Saran
Banyak hal yang perlu diperhatikan dan dirumuskan dalam hal analisis laporan keuangan.
Karena tidak semua analisis laporan keuangan sesuai kebutuhan perusahaan, maka perlu
penyesuaian sesuai kebutuhan perusahaan. Factor inflasi dan perbedaan metode akuntansi
yang dipergunakan perlu diperhatikan dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
17 | Dian Nurfitriani
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Pudjiastuti, Enny. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Martono dan Harjito, D.Agus. . Manajemen Keuangan. : .
.1997. Manjemen Keuangan: Teori dan Penerapan. BPFE
Martin, J.D. et al. 1991. Basic Financial management, Prentice Hall
18 | Dian Nurfitriani

0 komentar:

Posting Komentar