Senin, 14 Februari 2011

ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE PADA PT. SEPATU CARVIL (TAHUN 1999-2000)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Manajemen Keuangan
Dosen :
Enas ,SE, MM.



Disusun Oleh :
Dewi Purnamasari
3402070027
Manajemen B



JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada penulis berupa kesehatan lahir dan bathin sehingga tugas Mata Kuliah Seminar Manajemen Keuangan yang berjudul “Analisis Financial Leverage Pada PT. Sepatu Carvil”. Pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Enas, SE, MM. selaku dosen Seminar Manajemen Keuangan.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini.
Selanjutnya dalam penyusunan tugas ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang kiranya membangun guna perbaikan penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini dapat memenuhi persyaratan dan bermanfaat.


Ciamis, Oktober 2010


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perusahaan dikenal istilah biaya modal (Cost Of Capital) yang menggambarkan suatu tingkat pengembalian yang harus diperoleh oleh suatu perusahaan atas investasi yang ditanam. Analisa biaya modal ini adalah untuk melihat bagaimana kondisi struktur modal perusahaan, apabila biaya modal ini dapat diusahakan seminimal mungkin maka dapat dikatakan bahwa struktur keuangan adalah baik.
Pada kenyataannya, perusahaan sulit untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam suatu komposisi pembelanjaan yang tepat. Struktur modal disini merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Bahkan ketika menetapkan suatu range untuk struktur modal yang optimal pun sangat sulit. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan hanya memperhatikan apakah perusahaan terlalu banyak mempergunakan hutang ataukah tidak.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, perusahaan harus lebih memfokuskan diri pada suatu tingkat hutang yang prudent.
Semakin banyak perusahaan melakukan pembiayaan dengan hutang, akan menambah resiko pada saham biasanya. Penggunaan hutang tersebut akan menciptakan leverage keuangan. Leverage keuangan akan mendorong resiko dari saham biasa dan mendorong pemegang saham untuk meminta tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Jadi leverage keuangan akan mempengaruhi laba perlembar saham yang diharapkan perusahaan, resiko laba tersebut dan mempengaruhi harga saham perusahaan.
Penggunaan finansial leverage pada suatu perusahaan dikatakan menguntungkan apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana melalui hutang tersebut mengalami peningkatan dari beban tetap penggunaan hutang tersebut. Dengan demikian finansial leverage menunjukan perubahan laba perlembar saham akibat perubahan EBIT.
Berdasarkan permasalahan dan alasan-alasan yang dikemukakan diatas, maka penulisan makalah ini diberi judul “ Analisis Finansial Leverage Pada PT. SEPATU CARVIL”.



1.2 Identifikasi Masalah

Finansial leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan perlembar saham (EPS).
Berdasarkan landasan teori diatas, terdapat masalah yang dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana perubahan EBIT pada tahun 1999-2000 di PT. SEPATU CARVIL?
2. Bagaimana perubahan EPS pada tahun 1999-2000 di PT. SEPATU CARVIL?
3. Berapa besarnya DFL atas perubahan EBIT dan EPS pada tahun 1999-2000 di PT. SEPATU CARVIL?



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dana

Istilah “dana” untuk menunjukkan modal yang tertanam dalam perusahaan maupun sumber modalnya. Istilah “modal” dapat diartikan sebagai modal aktif dan modal pasif. Modal aktif menunjukkan pengggunaan dana (dalam neraca nampak di sisi aktiva) , sedangkan modal pasif menunjukkan sumber dana (dalam neraca nampak di sisi pasiva). Modal aktif terdiri atas aktiva lancar dan aktiva tetap, sedangkan modal pasif terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.

2.2 Macam-macam Dana Perusahaan

Berdasarkan sumbernya, dana perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern (internal financing) dan sumber dana ekstern (external financing). Sumber dana intern berasal dari laba yang ditahan (laba yang tidak dibagi) dan depresiasi. Apabila seluruh laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan tidak dibagi kepada pemegang saham (pemilik perusahaan yang tercermin pada lembar saham atau prosentasi kepemilikan yang tertuang dalam neraca) maka laba tersebut sebagai sumber dana internal. Hal ini karena laba tersebut diperoleh oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya. Sementara sumber dana ekstern merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, Artinya dana-dana tersebut tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain seperti hutang kepada supplier, hutang kepada pegawai, hutang kepada perusahaan lain, hutang kepada bank dan hutang kepada investor dalam bentuk obligasi. Adapun sumber dana eksternal itu yang berasal dari modal sendiri terdiri atas modal yang berasal dari pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun saham preferen. Kedua sumber dana intern dan ekstern ini tertuang dalam neraca pada sisi pasiva atau kewajiban.


2.3 Pengertian Financial Leverage

Menurut R. Agus Sartono (2001:263) menyatakan bahwa :
“Financial Leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.”
Menurut J. Fred Weston (1989:3) menyatakan bahwa :
“Financial leverage merujuk pada penggunaan hutang dalam rangka pembiayaan perusahaan”.
Menurut Bambang Riyanto (1995:375) menyatakan bahwa :
“Financial leverage yaitu penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan perlembar saham”.
Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki perusahaan. Dalam arti harfiah, leverage berarti pengungkit/tuas. Leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Pada“financial leverage” penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lebar saham biasa. (EPS = Earning Per Share). Financial leverage menunjukkan penggunaan hutang dalam membiayai perusahaan yang dapat mengakibatkan timbulnya resiko keuangan. Walaupun penggunaan finansial leverage memiliki resiko yang cukup besar , perusahaan tetap cenderung memilih finansial leverage yang tinggi.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Analisis

Metode analisis untuk menghitung finansial leverage pada PT. SEPATU BATA penulis menggunakan metode Degree Finansial Leverage (DFL). Degree Finansial Leverage (DFL) seperti telah di jelaskan sebelumnya adalah perubahan laba perlembar saham (EPS) karena perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) / Earning Before Interest & Tax. Atau rasio antara presentase perubahan EPS dibanding dengan presentase perubahan EBIT.

Yang dapat diformulasikan menjadi :

Dibawah ini penulis sajikan data hasil pengolahan yang berupa laporan keuangan rugi/laba.PT. SEPATU CARVIL (tahun 1999-2000) dimulai dari EBIT hingga EPS. Kemudian berdasarkan data tersebut penulis menghitung DFL.

PT SEPATU CARVIL
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 1999 DAN 2000
Keterangan 1999 2000 Perubahan %
Laba usaha (EBIT) 13.125.367 8.868.784 4.256.583 32.4
Pendapatan (Beban) lain-lain :
Pendapatan bunga 113.620 101.522
Beban bunga (4.834.580) (6.116.889)
Laba (rugi) selisih kurs bersih 5.920 23.575
Laba penjualan aktiva tetap 38.153
41.416
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain (4.676.887)

(5.950.376)
Laba sebelum pajak penghasilan 8.448.480 2.918.408
Pajak penghasilan :
Tahun berjalan 3.586.657 2.697.210
Yang ditangguhkan (305.185)
(987.981)

Laba bersih (EAT) 3.281.472
5.167.008
1.709.229
1.209.179
Laba usaha perlembar saham 1.101
682
Laba bersih perlembar saham 397
93 304 76.6

3.2 Hasil Analisis

Pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah EBIT yang sebelumnya sebesar Rp. 13.125.367 (tahun 1999) menjadi Rp. 8.868.784 (tahun 2000), dan juga terjadi perubahan jumlah EPS yang sebelumnya sebesar Rp. 397 perlembar saham (tahun 1999) menjadi Rp. 93 perlembar saham (tahun 2000). Sehingga Degree Finansial Leverage (DFL) dapat dihitung sebagai berikut :

= 2,36 x

atau pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah EBIT sebesar 32,4% menyebabkan menurunnya jumlah EPS sebesar 76,6%
= 2,36 x

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 SIMPULAN

Dari hasil analisa data penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa data sebagai berikut :
1. Terjadi penurunan EBIT dari Rp. 13.125.367 (tahun 1999) menjadi Rp. 8.868.784 (tahun 2000), penurunan EBITnya sebesar Rp. 4.256.583 atau 32,4%.
2. Terjadi penurunan EPS dari Rp. 397 perlembar saham (tahun 1999) menjadi Rp. 93 perlembar saham (tahun 2000), penurunan EPSnya sebesar Rp. 304 perlembar saham atau 76,6%.
3. Dari perubahan EPS dan EBIT tersebut dapat diketahui DFL sebesar 2,36 x (kali).
4. Degree Of Finansial Leverage 2,36 menunjukkan bahwa setiap 1% perubahan EBIT akan mengakibatkan perubahan EPS sebesar 2,36%.

3.2 SARAN

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, perusahaan harus lebih memfokuskan diri pada suatu tingkat hutang yang hati-hati dibandingkan jika harus mencari suatu tingkat hutang yang optimal. Tingkat hutang yang hati-hati harus dapat memanfaatkan keuntungan dari penggunaan hutang dan memperhatikan hal-hal seperti memperhatikan resiko finansial pada tingkat yang masih terkendali, menjamin fleksibilitas pembelanjaan perusahaan,dan memperhatikan kredit rating perusahaan.

0 komentar:

Posting Komentar