Senin, 14 Februari 2011

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA “PT RAJAWALI PERSANA BARU” MAKALAH

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA “PT RAJAWALI PERSANA BARU”
MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
Seminar Manajemen Keuangan
Dosen
Enas, S.E, M.M



Disusun Oleh:
Desi Rosalina
3402070026
MANAJEMEN B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2010




KATA PENGANTAR

Dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis panjatkan puji dan syukur alhamdullilah kehadirat illahi robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah inipenulis mengambil judul:Pengaruh modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada PT Rajawali Persana Baru. Saya ucapkan trimakasih pada orang tua saya yang telah membantu saya dan tidak lupa juga kepada bapak Enas,SE.M.M sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka penulis berharap kritik dan sarannya, dan penulis berharap makalah ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi rekan-rekan, AMIN.

Ciamis, Oktober 2010

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini tidak lain bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, antara lain diwujudkan melalui kebijakan deregulasi diberbagai bidang usaha. Dalam era deregulasi ini, pemerintah mengurangi campur tangan secara langsung dalam mengatur dan mengendalikan perekonomian, sifat dan dinamika dunia usaha bersumber pada inisiatif dan kreativitas dunia usaha sendiri. Peranan mekanisme pasar di dalam kegiatan ekonomi semakin besar, sehingga kalangan dunia usaha dituntut untuk berpacu dalam memenangkan pasar melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut diperlukan suatu prinsip pengelolaan yang efektif dan efisiensi serta produktif terhadap semua bagian yang ada di perusahaan. Serta ditunjang oleh suatu tindakan pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang mengganggu terhadap kinerja perusahaan.
Efisiensi operasi perusahaan akan berperanan penting terhadap keberhasilan perusahaan dengan adanya laju pertumbuhan penjualan yang meningkat. Peningkatan laju pertumbuhan penjualan membutuhkan adanya penambahan pembiayaan, baik pembiayaan dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Pembiayaan dalam aktiva lancar memiliki sifat mudah diuangkan dan merupakan jumlah yang besar dalam perusahaan sehingga memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan.
Pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan pembiayaan aktiva lancar memiliki hubungan yang langsung dalam perusahaan dagang. Contohnya bila dalam perusahaan terdapat peningkatan penjualan secara kredit, maka piutang dagang perusahaan akan meningkat pula. Peningkatan penjualan ini juga mempengaruhi peningkatan persediaan barang. Disisi lain, perusahaan memerlukan sumber pembiayaan dengan adanya peningkatan penjualan tersebut.
Hal diatas menghendaki pengaturan keuangan dalam aktiva lancar dan hutang lancar yang berhubungan langsung dengan volume penjualan. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya, khususnya aktiva lancar yang terdapat dalam manajemen modal kerja adalah cara yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan penjualan agar perolehan laba perusahaan dapat meningkat.
Dalam upaya mewujudkan operasi perusahaan yang efisien,ukuran keberhasilan belum cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang diperoleh, tetapi harus dilihat dari rentabilitasnya. Usaha perusahaan harus diarahkan pada pencapaian tingkat rentabilitas maksimal.
Berdasarkan alasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai manajemen keuangan ,terutama menyangkut modal kerja dan menyajikanya dalam makalah dengan judul: “Pengaruh Modal Kerja terhadap Rentabilitas Ekonomi pada PT Rajawali Persana Baru”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka masalah-masalah yang diidentifikasi adalah:
1.Bagaimana perkembangan modal kerja pada PT Rajawali Persana Baru ?
2.Bagaimana perkembangan rentabilitas ekonomi PT Rajawali Persana Baru ?
3.Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada PT Rajawali Persana Baru ?
1.3 Tujuan dan kegunaan makalah
1.Tujuan dari penelitian ini adalah:
 Untuk mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti pada PT Rajawali Persana Baru.
2.Kegunaan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh modal kerja terhadap rentabilitas diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
a) Aspek Operasional
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang modal kerja dalam suatu perusahaan. Data empiris mengenai masukan tentang modal kerja dapat dijadikan sebagai input bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan modal kerja di perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
b) Ilmu Pengembangan
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pegetahuan di bidang keuangan khususnya menyangkut tentang modal kerja dalam suatu perusahaan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Modal Kerja
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan beberapa pendapat :
James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan”

1. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”
2. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :
a. Konsep kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.
b. Konsep kualitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya.
c. Konsep fungsional
Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.

Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
2.2 Pengertian Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi adalah rentabilitas yang dihitung dengan membandingkan laba sebelum pajak dan penghasilan lain-lain dengan total aktiva usaha tanpa melihat dari mana sumber modal yang tertanam dalam aktiva usaha.
Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
1. Return on Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut. Rumus yang di gunakan adalah :
ROA = Total Aktiva Laba Bersih


2. Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROE = Modal Sendiri Laba Bersih
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham yang bersangkutan (jika perusahaan tersebut telah go public). Dengan demikian rasio ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.
Rasio Rentabilitas sendiri bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Jadi rentabilitas modal sendiri sangat penting bagi suatu perusahaan.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Menurut Agnes Sawir, besarnya modal kerja dipengaruhi oleh faktor umum dan faktor khusus yaitu :
Faktor umum tersebut antara lain :
1. Volume penjualan
2. Faktor musiman
3. Perkembangan teknologi
4. Filosofi perusahaan
Faktor khusus tersebut antara lain :
1. Ukuran perusahaan dan aktivitas perusahaan
2. Ketersediaan kredit
3. Perilaku menghadapi keuntungan
4. Perilaku menghadapi resiko
Perusahaan membiayai modal kerja biasanya untuk mendukung penjualan. Banyak perusahaan yang menetapkan aktiva lancar sesuai dengan proporsi penjualan tahunannya. Fluktuasi musiman akan permintaan untuk produk atau jasa perusahaan merupakan faktor penentu besarnya modal kerja. Adanya trend produk tertentu pada waktu tertentu menyebabkan permintaan akan barang atau jasa meningkat sehingga diperlukan modal kerja yang tinggi. Perubahan teknologi yang tentu saja berdampak pada proses produksi dapat mempunyai pengaruh kuat pada kebutuhan terhadap modal kerja. Pada proses produksi konvensional yang biasanya dikerjakan oleh tenaga manusia kemudian digantikan oleh mesin dapat mengurangi pengeluaran terhadap pekerja yang akhirnya akan mengurangi kebutuhan modal kerja. Kebijakan perusahaan akan berdampak pada tingkat modal kerja permanen maupun musiman, misalnya ada kebijakan penghematan yang ditekankan oleh manajemen baru.
Perusahaan besar mempunyai perbedaan modal kerja yang mencolok dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar dengan banyak sumber dana mungkin membutuhkan modal kerja yang lebih kecil dibanding dengan total aktiva atau penjualan. Aktivitas perusahaan berarti keadaan bisnis, misalnya sebuah perusahaan yang menawarkan jasa tidak akan memberikan piutang sehingga modal kerja yang diperlukan semakin kecil. Ketersediaan kredit, jika perusahaan dapat meminjam untuk membiayai dengan kredit maka diperlukan kas yang lebih sedikit. Perilaku akan keuntungan berarti menambah jumlah produksi dan juga akan menambah total aktiva lancar. Jumlah yang besar pada aktiva lancar akan mengurangi keuntungan keseluruhan, makin besar tingkat aktiva lancar semakin kecil resiko.
.



BAB III
PEMBAHASAN
Perkembangan dan pertumbuhan adalah sesuatu yang selalu menjadi perhatian utama bagi setiap manajemen dalam mengelola usahanya, karena selain merupakan salah satu keberhasilan bagi manajemen juga merupakan cara yang efektif dalam mempertahankan hidup perusahaan dalam lingkungan yang cepat berubah. Sehubungan dengan itu, pada umumnya setiap perusahaan telah mempersiapkan perencanaan yang sistematis untuk dapat mengarahkan dan mengendalikan sumber dayanya untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan.
Dalam kenyataan perkembangan dari pertumbuhan perusahaan dapat ditentukan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah melalui perluasan modal, baik perluasan modal kerja atau modal kerja dan modal tetap yang digunakan secara tetap dan terus-menerus di dalam perusahaan.
Pada PT Rajawali Persana Baru, modal kerja merupakan unsur yang berperan dalam menghasilkan pendapatan. Tingginya investasi perusahaan dalam aktiva lancar menunjukkan hal tersebut. PT Rajawali Persana Baru harus menyediakan modal kerja untuk menjalankan kegiatan sehari-hari yang digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhannya seperti pembelian suku cadang, bahan baku barang-barang, pembayaran gaji, upah, biaya perawatan dan sebagainya.
Ketidaktepatan dalam menentukan jumlah modal kerja yang dibutuhkan akan mengakibatkan kegiatan perusahaan terganggu, dan bila hal ini berlangsung terus-menerus akan mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Dengan demikian pengelolaan aktiva lancar melalui perkembangan modal kerja merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan oleh PT Rajawali Persana Baru. Penerapan modal kerja yang tepat akan lebih mendorong pencapaian pertumbuhan dan perluasan kegiatan perusahaan.
Modal kerja mengandung dua pengertian pokok, yaitu pertama modal kerja bersih (net working capital) yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya. Kedua adalah modal kerja bruto (gross working capital) yang merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Pada umumnya perusahaan harus dapat mempertahankan jumlah aktiva lancar yang lebih besar dibanding hutang lancarnya, hal ini agar perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kebutuhan-kebutuhan jangka pendeknya. Akan tetapi dalam hubungan dengan fungsi modal kerja dalam menghasilkan pendapatan, maka perhatian selanjutnya akan terfokus pada masalah penggunaan dana atau alokasi dana daripada mendapatkan dana sehingga dengan demikian pengertian yang digunakan adalah pengertian modal kerja bruto. Aktiva lancar umumnya terdiri dari kas, efek, piutang dagang, persediaan barang dan sebagainya. Apabila tidak tepat dalam pengelolaannya akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Hal ini dapat dilihat dari pengertian manajemen modal kerja menurut James C Van Home (1998,374) adalah sebagai berikut:
“Working capital management is usually described as involving the administration of these assets namely cash and marketable securities, receivable and inventories and administration of current liabilities”
Manajemen modal kerja meliputi semua aspek pengaturan current account perusahaan (aktiva lancar dan hutang lancar) dengan tujuan agar terjamin modal kerja bersih yang acceptable (dapat diterima) yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha.
Disamping aspek pertimbangan likuiditas, aspek pertimbangan rentabilitas dalam manajemen modal kerja merupakan hal yang penting, karena bagaimanapun tujuan setiap kegiatan perusahaan adalah untuk memperoleh laba, dan salah satu cara untuk memperbesar memperoleh laba adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan dana perusahaan melalui manajemen modal kerja.
Akan tetapi laba yang tinggi belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada pengertian rentabilitas yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001,35) sebagai berikut: “Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba”
Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal didalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Rentabilitas dikaitkan dengan modal kerja adalah diukur dengan penjualan dikurangi biaya atau laba operasi. Laba perusahaan dapat meningkat melalui dua cara:
1.Meningkatkan pendapatan dari penjualan.
2.Menurunkan biaya-biaya.
Biaya dapat dikurangi dengan meningkatkan efisiensi pengeluaran pada pos-pos tertentu, sedangkan pendapatan dari penjualan dapat dinaikkan dengan meningkatkan investasi yang mampu menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (operating assets capital).
Dengan demikian, maka modal yang ditanam dalam perusahaan lain tidak diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi. Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income). Dengan demikian, maka laba yang diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN
1. Pada PT Rajawali Persana Baru, modal kerja merupakan unsur yang berperan dalam menghasilkan pendapatan. Tingginya investasi perusahaan dalam aktiva lancar menunjukkan hal tersebut. PT Rajawali Persana Baru harus menyediakan modal kerja untuk menjalankan kegiatan sehari-hari yang digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhannya seperti pembelian suku cadang, bahan baku barang-barang, pembayaran gaji, upah, biaya perawatan dan sebagainya.
2. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
3. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income). Maka laba yang diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
4.2 SARAN
1. Hendaknya PT Rajawali Persana Baru dapat meningkatkan laba perusahaan melalui dua cara:
a. Meningkatkan pendapatan dari penjualan.
b. Menurunkan biaya-biaya.
2. Rentabilitas dapat di tingkatkan dengan cara memaksimalkan volume penjualan supaya laba yang di hasilkan lebih besar.
3. Pendapatan dari penjualan dapat dinaikkan dengan cara meningkatkan investasi yang mampu menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta.
Weston, Fred, J dan Brigham, F, Eugene. 1990. Dasar-dasarManajemen Keuangan. Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan, Prenhallindo, Jakarta, 2001.
Bringham dan Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku 1.Jakarta: Erlangga.

0 komentar:

Posting Komentar